Deskripsi tokoh wayang Ramayana


Deskripsi 10 tokoh wayang Ramayana

“ Rama ”

            Ram atau yang dikenal di Jawa dengan sebutan Rama, adalah reinkarnasi Dewa Wisnu yang ke-7 (di antara 10 awatara Wisnu; atau yang ke-22 di antara 25 awatara Wisnu), turun kedunia sebelum Dewa Wisnu bereinkarnasi menjadi Dewa Kresna.

Ayah   : Raja Dasarata dari Ayodhya.
Ibu       : Ratu Kosalya.
Guru    : Resi Wasista.
Istri     : Sita
Watak : Berani, Sakti, Bijaksana, 

·       Ramayana
      Pada suatu hari, Sita melihat seekor kijang yang sangat lucu sedang melompat-lompat di halaman pondoknya. Rama memburu kijang tersebut sementara Laksmana ditugaskan untuk menjaga Sita. Sita menyuruh Laksmana agar menyusul Rama ke hutan. Laksmana pun meninggalkan Sita. Sebelumnya ia sudah membuat lingkaran pelindung agar tidak ada orang jahat yang mampu menculik Sita. Rahwana yang menyamar sebagai brahmana, menipu Sita sehingga Sita keluar dari lingkaran pelindung dan diculik oleh Rahwana. Saat Laksmana menyusul Rama ke hutan, Rama terkejut karena Sita ditinggal sendirian. Ketika mereka berdua pulang, Sita sudah tidak ada.

Mereka berdua menyusuri pelosok gunung, hutan, dan sungai-sungai. Mereka menemukan seekor burung tua sedang sekarat. Burung tersebut bernama Jatayu, sahabat Raja Dasarata. Setelah memberitahu Rama bahwa Sita diculik Rahwana, Jatayu menghembuskan napas terakhirnya. Rama dan Laksmana melanjutkan perjalanannya ke daerah yang dihuni para kera dengan rajanya bernama Sugriwa. Sugriwa menyambut kedatangan Rama di istananya. Akhirnya Rama dan Sugriwa mengadakan perjanjian bahwa mereka akan saling tolong menolong.

Rama berjanji akan merebut kembali Kerajaan Kiskenda dari Subali sedangkan Sugriwa berjanji akan membantu Rama mencari Sita. Sugriwa mengirim Hanoman sebagai utusan Sang Rama. Setelah Hanoman menemukan Sita di Alengka, ia mengumumkan kabar gembira kepada Rama. Atas petunjuk Hanoman, bala tentara wanara berangkat menuju Kerajaan Alengka. Para wanara membuat jembatan besar tanpa perlu mengeringkan atau mengurangi kedalaman lautan.

Setelah jembatan rampung, Rama dan pasukannya menyeberang ke Alengka. Setelah Rahwana dikalahkan, Sita kembali ke pelukan Rama  dan mereka kembali ke Ayodhya bersama Laksmana, Sugriwa, Hanoman dan tentara wanara lainnya. Di Ayodhya, mereka disambut oleh Bharata dan Kekayi. Di sana para wanara diberi hadiah oleh Rama atas jasa-jasanya.


“ Sintha ”

Nama lain       :  Maithilī; Janakī; Widehī; Ramaa
Asal                 :  MithilaKerajaan Wideha
Anak               : Ramabatlawa dan Ramakusiya
Ayah               : Raja Janaka

            Dalam bahasa Sanskerta, kata Sita bermakna "kerut". Kata "kerut" merupakan istilah puitis pada zaman India Kuno, yang menggambarkan aroma dari kesuburan. Nama Sita dalam Ramayana kemungkinan berasal dari Dewi Sita, yang pernah disebutkan dalam Rigweda sebagai dewi bumi yang memberkati ladang dengan hasil panen yang bermutu.

            Dikisahkan Rahwana jatuh cinta kepada seorang pendeta perempuan bernama Widawati. Namun Widawati menolak cintanya dan memilih bunuh diri. Rahwana pun bertekad akan mencari dan menikahi reinkarnasi Widawati. Atas petunjuk gurunya yang bernama Resi Maruta, Rahwana mengetahui kalau Widawati akan menitis sebagai putrinya sendiri. Namun ketika istrinya yang bernama Dewi Kanung melahirkan, Rahwana pergi untuk memperluas jajahan. Bayi perempuan yang dilahirkan Kanung pun diambil Wibisana untuk dibuang di sungai dalam sebuah peti. Wibisana kemudian menukar bayi tersebut dengan bayi laki-laki yang diciptakannya dari mega di langit. Bayi laki-laki tersebut akhirnya diakui Rahwana sebagai anaknya, dan kelak terkenal dengan nama Indrajit.
      Sementara itu bayi perempuan yang dibuang Wibisana terbawa aliran sungai sampai ke wilayah Kerajaan Mantili. Raja negeri tersebut yang bernama Janaka memungut dan menjadikannya putri angkat, dengan nama Sinta.
                       “ Anoman ”
Ibu       : Dewi Anjani
Ayah   : Batara bayu
Gaman : Kuku Pancanaka

            Suatu hari Bathara bayu terbang melistasi langit memeriksa keadaan dunia. Ketika terbang melintasi Telaga Mandirda, dilihatnya dewi Anjani sedang berendam di telaga yang bening itu. Bathara bayu pun terkesima hingga mengeluarkan mani. Mani itu jatuh pada daun asam muda (Sinom). Daun itu melayang dan jatuh di depan mulut Anjani. Dewi anjani pun memakannya, begitu di telan dewi anjani merasa dirinya mengandung. Saat melahirkan Anoman, bathara bayu mengirim beberapa bidadari untuk membantu kelahirannya. Dewi anjani pun terbebas dari kutukan dan kembali ke kayangan sebagai bidadari.


“ Bathara Bayu ”

            Batara Bayu bergelar sebagai Dewa angin. Dalam dunia pewayangan sebagai dewa penguasa angin yang bertempat tinggal di Khayangan Panglawung. Batara bayu ditugaskan untuk mengatur dan menguasai angin. Pada zamanTreta Yuga, Batara Bayu menjadi guru Hanoman agar kera tersebut menjadi sakti. Pada zaman Dwapara Yuga, Batara Bayu menurunkan Werkudara (Bima). Ciri dari murid ataupun keturunan dewa ini adalah mempunyai "KukuPancanaka".

Tempat tinggal :    Kayangan Panglawung
Ayah                 :    Batara Guru
Ibu                     :    Dewi Uma
Istri                   :    Dewi Sumi
·       Kesaktian : Batara Bayu mempunyai kesaktian angin dan ia menjadi dewanya hewan, raksasa, dan manusia.
·       Ajian : Aji Bayubajra, yakni bisa mengeluarkan angin puting beliung untuk menyerang lawannya.
·       Watak : Gagah berani, kuat, teguh, bersahaja, pendiam dan mempunyai kekuatan yang dahsyat.
·       Saudara kandung : Batara Sambo, Batara Brahma, Batara Indra, Batara Wisnu, dan Batara Kala
·       Putra Batara Bayu      :  Hanuman, Werkudara, Liman setubanda, Sarpa Nagakuawara,                                                    Garudha Mahambira, Begawan Maenaka


“ Dewi Anjani ”


Ayah   :   Resi Gotama di Grastina
Ibu       :   Dewi Indradi (Bidadari keturunan dari Bahtara Asmara)

            Suatu hari Bathara bayu terbang melistasi langit memeriksa keadaan dunia. Ketika terbang melintasi Telaga Mandirda, dilihatnya dewi Anjani sedang berendam di telaga yang bening itu. Bathara bayu pun terkesima hingga mengeluarkan mani. Mani itu jatuh pada daun asam muda (Sinom). Daun itu melayang dan jatuh di depan mulut Anjani. Dewi anjani pun memakannya, begitu di telan dewi anjani merasa dirinya mengandung. Saat melahirkan Anoman, bathara bayu mengirim beberapa bidadari untuk membantu kelahirannya. Dewi anjani pun terbebas dari kutukan dan kembali ke kayangan sebagai bidadari.


“ Subali ”

        Subali, adalah nama seorang raja Wanara dalam wiracarita Ramayana. Ia merupakan kakak dari Sugriwa, sekutu Sri Rama. Ketika terjadi perselisihan antara kedua Wanara bersaudara itu, Rama berada di pihak Sugriwa. Subali akhirnya tewas di tangan pangeran dari Ayodhya tersebut. Nama Subali berasal dari kata bala, yang dalam bahasa Sanskerta bermakna "rambut".

            Konon ia dilahirkan melalui rambut ibunya, sehingga diberi nama Bali atau Subali. Setelah dewasa, Subali menjadi raja bangsa Wanara di Kerajaan Kiskenda, sedangkan Sugriwa bertindak sebagai wakilnya. Subali juga dikenal dalam dunia pewayangan Jawa sebagai seorang pendeta Wanara berdarah putih yang tinggal di puncak Gunung Sunyapringga.

Ayah   :  Bathara Surya
Aji-aji
Aji Pancasunya (di daerah Sunda disebut Pancasona) yang membuatnya tidak bisa mati. Ilmu kesaktian tersebut diwariskannya kepada Rahwana, musuh besar Rama.
            Menurut versi Ramayana, Subali dan Sugriwa adalah sepasang Wanara kembar yang dilahirkan oleh seorang ibu, tetapi berbeda ayah. Keduanya sama-sama putra dewa. Subali adalah putra Indra, sedangkan Sugriwa merupakan putra Surya



Nama lain       : Harya Balik
Ayah               : Begawan Wisrawa
Ibu                   : Dewi Sukesi
Anak               : Dewi Trijatha dan Raden Bisawarna
Tempat            : Alengka

Wibisana sangat berbudi luhur dan membela keadilan dan kebenaran. Oleh sebab itu dia meninggalkan kakaknya Rahwana untuk memihak Sri Rama karena melihat bahwa kakaknya salah dan keblinger, bertindak tidak adil dan mau menang sendiri.Sri Rama menerima baik kedatangan Wibisana dan diangkat menjadi adik Sri Rama, dan diberi nama Harya Balik.
Karena kakaknya tetap berusaha mengawini Dewi Sinta, padahal Dewi Sinta adalah istri orang lain dan Dewi Sinta juga tidak mencintai Rahwana, melihat ketidak benaran ini maka Wibisana meninggalkan kakaknya dan berbalik melawan kakaknya. Bahkan dalam mewujudkan cita citanya memperistri Sinta, maka rakyat Alengka dikorbankan, karena bila terjadi perang maka rakyatlah yang paling menderita.





“ Wilkathaksini ”
Wilkathaksini adalah punggawa raksasa negara Alengka. Karena kesaktiaannya ia ditugaskan oleh Prabu Dasamuka untuk menjaga keamanan pantai negara Alengka. Sedangkan saudaranya bernama Tataksini yang ahli menyelam, mendapat tugas menjaga keamanan samudra.

            Karena memiliki pandangan mata yang sangat tajam, Wilkataksini berhasil menangkap bayangan tubuh Anoman yang terbang tinggi di balik gumpalan mega dalam upaya menyelusup masuk negara Alengka. Waktu itu Anoman sedang melaksanakan tugas sebagai duta Prabu Rama menuju negara Alengka untuk mencari kebenaran keberadaan Dewi Sinta sebagai tawanan Prabu Dasamuka. Dengan kesaktiaannya Wilkataksini menyedot tubuh Anoman masuk ke dalam mulutnya untuk dikunyah. Wilkataksini akhirnya mati sebelum melaksanakan niatnya. Anoman yang bertiwikrama berhasil menjebol rongga mulutnya sampai hancur

Komentar

Postingan Populer