“Bacharuddin Jusuf Habibie: Bapak Teknologi Indonesia”
Mengurutkan Teks Biografi
(Dengan Nomor)
“Bacharuddin Jusuf Habibie:
Bapak Teknologi Indonesia”
Orientasi
(4) Bacharuddin
Jusuf Habibie atau lebih dikenal dengan B.J. Habibie lahir di Pare-Pare,
Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan
bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini
Puspowardojo.
(8) Masa kecil
Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare. Habibie menikah dengan
Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 dan dikaruniai dua orang putra,
yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Peristiwa
dan Masalah
(5) Habibie pindah
ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School setelah
bapaknya meninggal. Prestasi Habibie tampak menonjol dalam pelajaran-pelajaran
eksakta.
(10) Habibie menjadi
sosok favorit di sekolahnya. Setelah tamat Sekolah Menengah Atas di Bandung
tahun 1954, Habibie masuk Universitas Indonesia di Bandung (sekarang Institut
Teknologi Bandung).
(6) Ia mendapat
gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman, tahun 1960, kemudian
memperoleh gelar Doktor di bidang konstruksi pesawat terbang dengan predikat summa
cum laude dari tempat yang sama pada tahun 1965.
(12) Tahun 1967
beliau menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi
Bandung. Sebelum kembali ke Indonesia, Habibie bekerja di industri pesawat
terbang terkemuka di Jerman.
(7) Selama masa
pengabdiannya di Indonesia, Habibie pernah menjabat sebagai Menteri Negara
Riset dan Teknologi/Kepala BPPT, menjadi Wakil Presiden RI, dan menjadi
Presiden RI menggantikan Presiden Soeharto.
(9) Ketika menjabat
Presiden, Habibie mendapat tantangan yang berat karena rakyat di Provinsi
Timor-Timur meminta referendum. Atas desakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
Habibie menyetujui pelaksanaan referendum di provinsi tersebut.
(1) Hasil jajak
pendapat tersebut menetapkan bahwa Provinsi Timor-Timur memisahkan diri dari
Indonesia. Oleh karena itu, Habibie diberhentikan sebagai Presiden karena
pidato pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
(11) Meskipun
kembali menjadi warga negara biasa, Habibie masih terus mengabdikan diri untuk
Indonesia. Melalui Yayasan “The Habibie Centre” yang didirikan pada 10 November
1999, Habibie berusaha memajukan proses modernisasi dan demokratisasi di
Indonesia yang didasarkan pada moralitas dan integritas budaya dan nilai-nilai
agama.
(3) Selain itu,
Habibie juga dipercaya memegang jabatan penting, seperti Direkur Utama (Dirut)
PT Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN), Dirut PT Industri Perkapalan
Indonesia (PAL), Dirut PT Industri Senjata Ringan, Kepala Otorita Pengembangan
Daerah Industri Pulau Batam, dan Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesi
(ICMI).
Reorientasi
(2) Karena jasanya
yang begitu besar pada pengembangan teknologi, khususnya pesawat terbang,
Habibie dijuluki oleh masyarakat Indonesia sebagai Bapak Teknologi Indonesia.
Komentar
Posting Komentar