Contoh Teks Ulasan Novel : Napas Mayat
Menyusun Teks Ulasan secara mandiri
Dari Ulasan di Koran
Riwayat Seorang Kanibal
Judul buku : Napas Mayat
Pengarang : Bagus Dwi Hananto
Penerbit : Grameda pustaka
utama
Tahun terbit : Cetakan I, April 2015
Tebal buku : 185 halaman
·
Orientasi
Novel
Nafas Mayat memenangkan juara tiga ajang literasi paling bergengsi yang
diadakan Dewan Kesenian Jakarta. Novel ini menayangkan fragmen kisah mengerikan
dalam kehidupan manusia. Tokoh utama yang dirahasiakan namanya lahir bersama
nafsu yang lebih berkuasa atas dirinya. Ia dewasa dalam keterpurukan, trauma,
kebencian, dan dendam, serta birahi tak berkesudahan yang menyudutkannya pada
ketidak percayaan pada dosa dan tuhan.
·
Tafsiran
Kisahnya
dimulai dengan sederetan hantu-hantu kematian dan keterpurukan masa lalu yang
menimpa kehidupan tokoh Aku. Kemudian cerita diulur secara mundur
tentang kejayaan masa muda tokoh Aku dimana usaha sang ayah tengah berjaya
dan ia seolah seperti pangeran dalam kerajaan cerita. Ia memiliki banyak
pengikut di SMA-nya dan hidup berfoya-foya. Keterpurukan dan kejatuahan,
membuat tokoh Aku dalam Nafas Mayat yang membuat hidupnya
dimiskinkan nasib dan berakhir lontang-lantung dengan kepala botak dan wajah
tua.
Tak
cukup sampai disitu, Aku menjadi bahan cemoohan oleh tetangganya, Mami
besar. Dari cemoohan itulah, Aku yang menanggung sakit hati disulut
dendam oleh Hitam-gambaran lain dari nafsu jahat Aku-
untuk membunuh Mami besar dan memakan dagingnya karena kemiskinan yang panjang
membuatnya lama tidak merasakan rasa daging. Bagus mendiskripsikan peristiwa
pembantaian Mami besar dengan sangat detail. Dalam Novel ini, Bagus memberikan
pandangan berbeda tentang hakikat cinta dan birahi, yang keduanya tak selamanya
menyatu.
·
Evaluasi
Novel ini berkali-kali mengkritik dan
mempertanyakan tentang hakikat manusia yang semakin meninggalkan tanda
kemanusiaan. Semakin hari rasa kemanusiaan yang dimiliki masyarakat semakin
pudar. Buku ini mengajarkan pada kita bahwa kita tidak boleh hidup
berfoya-foya, karena akan membuat masa depan kita terpuruk dalam kemiskinan.
Buku ini juga mengajarkan pada kita agar kita dapat mengendalikan hawa nafsu.
Apabila kita terlalu menuruti hawa nafsu, kita akan terjerumus ke jalan yang
menyimpang dari agama dan moral masyarakat. Walaupun buku ini berisi perenungan
tentang kemanusiaan dan moral, namun terdapat beberapa bagian dalam buku ini
yang menceritakan tentang pembantaian dan hubungan seks. Pembantaian manusia
atau kanibalisme digambarkan Bagus secara detail dan jelas, sehingga terkadang
membuat perut kita mual.
· Rangkuman
Novel
ini dapat dijadikan perenungan bagi diri kita agar tidak terlalu menuruti nafsu
kita. Novel ini juga mengajarkan agar kita memiliki rasa kemanusiaan dan moral.
Dengan tidak meniru perlakuan tokoh Aku, kita dapat menintropeksi diri
kita agar tidak terjerumus ke jalan yang menyimpang. Novel ini cocok di baca
pada rentang usia 17-40 tahun.
Komentar
Posting Komentar